KAMI MENERIMA SUMBANGAN APAPUN DEMI TERWUJUDNYA PEMBANGUNAN MESJID AT-TAQWA
Kamis, 22 Desember 2016
Sabtu, 17 Desember 2016
Kamis, 15 Desember 2016
Sabtu, 03 Desember 2016
Rabu, 30 November 2016
INI PESAN PENDEKAR WIRO SABLENG 212
WIRO SABLENG NYATAKAN DIRINYA TAK TERLIBAT PERENCANAAN DEMO 212
Pendekar Wiro Sableng menyatakan bahwa dirinya tidak terlibat dalam perencanaan aksi unjuk rasa yang direncanakan akan digelar pada tanggal 2 Desember 2016 di Jakarta. Sebutkan unjuk rasa tersebut, yang dikenal di masyarakat dan media sebagai Aksi 212, memiliki angka yang juga identik dengan kepribadian Wiro Sableng pemegang Kapak Maut Naga Geni 212.
Kesamaan nama ini, menurut Wiro,
membuatnya berurusan dengan pihak berwajib. Ia mengaku sempat dipanggil
sebagai saksi oleh pihak kepolisian terkait rencana unjuk rasa tersebut.
Saat memberikan keterangan, Wiro membantah dirinya terlibat dan
mengatakan bahwa hanya ada kesamaan nama antara Aksi 212 dengan Kapak
Naga Geni 212.
“Dikiranya saya promotor demo, padahal bukan. Saya ditanyai, kenapa nama aksinya sama dengan nama kapak saya. Jelas saya nggak tahu, hanya kebetulan pastinya karena tanggalnya 2 Desember. Kenapa milihnya tanggal 2 Desember saya ya nggak tahu juga.” ujar Wiro saat memberikan keterangan pers kepada para wartawan, Minggu malam (27/11).
Awalnya, tokoh yang memiliki nama asli
Wira Saksana ini ingin melayangkan protes kepada para pihak yang
merencanakan aksi 212 karena penggunaan angka itu, namun kuasa hukum
sekaligus gurunya, Sinto Gendeng, mengatakan bahwa angka 212 bukanlah
hak eksklusif milik Wiro Sableng karena baik Sinto maupun Wiro belum
pernah mematenkan angka tersebut. Angka 212, menurut Sinto Gendeng,
merupakan simbol kebijaksanaan dan keseimbangan yang harus dimiliki oleh
seluruh umat manusia.
“Ternyata saya lupa mengurus hak patennya. Guru saya juga cuek.
Hahaha, namanya juga gurunya Gendeng, muridnya Sableng. Ya sudahlah,
selama mereka bisa mengemban simbol kebaikan dalam 212, saya juga tidak
akan protes lebih lanjut,” paparnya.
Wiro juga mengatakan bahwa ia memahami
bahwa berunjuk rasa merupakan hak warga negara dalam negara demokrasi
yang dilindungi oleh undang-undang. Namun, ia juga berpesan agar semua
pihak bisa memastikan aksi tersebut berjalan damai dan tertib, tidak
merugikan atau merusak fasilitas publik.
“Kalau rusuh, nanti semua bakal dijewer sama guru saya, Eyang Sinto Gendeng,” ujar Wiro menutup keterangan persnya.
*) Tokoh Wiro Sableng, Sinto Gendeng, serta instrumen Kapak Maut
Naga Geni 212 merupakan tokoh dan benda fiksi karya novelis Bastian
Tito. ‘Wiro Sableng’ terdaftar pada Departemen Kehakiman RI Direktorat
Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merek di bawah nomor 004245.
Label:
BERITA
Selasa, 29 November 2016
HUMOR ABUNAWAS
Abu Nawas
<<< Mungkin cerita yang akan saya sampaikan ini tidaklah lucu, namun saya yakin cerita ini memiliki hikmah tersendiri bagi mereka yang diberi petunjuk >>>Alkisah dahulu kala, ada seorang musafir yang sedang berjalan di tengah pasar. Sang musafir merasa sangat lapar, namun hanya sebungkus nasi putih yang ia miliki saat itu.
Akhirnya, ditemuilah seorang penjual sate di pasar tersebut. Ia berhenti sejenak. Ia merasakan bahwa asap yang ditimbulkan oleh pembakaran sate tersebut sangatlah menggoda selera makannya. Dikeluarkanlah sebungkus nasi putih yang dimilikinya itu. Makanlah ia ditengah kepulan asap sate.
Setelah sang musafir menyelesaikan makannya, tiba-tiba si penjual sate itu meminta uang kepadanya, karena ia sudah makan dengan asap sate dari dagangan si penjual sate.
Musafir :"Mengapa saya harus membayar?"
Penjual :"Ya, karna kamu telah makan dengan asap sate
saya"
Musafir :"Tapi Anda kan tidak menjual asap sate itu"
Penjual :"Tapi Anda telah menikmati asap sate saya"
Disaat mereka sedang berdebat, melintaslah si Abu Nawas yang sudah terkenal cerdik dalam menyelesaikan permasalahan seperti ini. Diceritakanlah kejadian tersebut. Setelah berfikir sejenak tiba-tiba Abu Nawas mengeluarkan sejumlah uang yang diminta si penjual sate. Kemudian ia mengibas-ngibaskan uang tersebut kepada si penjual sate sampai tercium bau uang itu. Kemudian ia berkata :
Abu Nawas :"Sudah Anda cium bau uang ini?"
Penjual :"Ya, sudah"
Abu Nawas :"Kalau begitu Anda boleh pergi wahai musafir"
Penjual :"Kenapa begitu?"
Abu Nawas :"Karna ia hanya menikmati asap sate Anda, maka
iapun hanya membayar Anda dengan bau dari uang
yang Anda minta itu."
Abu Nawas berlalu begitu saja...
Label:
BERITA
KEUTAMAAN MEMBANGUN MESJID
Bangun Masjid Walau Hanya Menyumbang Satu Bata
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ
“Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang
tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya
(rumah) seperti itu pula di surga.” (HR. Ibnu Majah no. 738. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)Mafhash qathaah dalam hadits artinya lubang yang dipakai burung menaruh telurnya dan menderum di tempat tesebut. Dan qathah adalah sejenis burung.
Ibnu Hajar dalam Al-Fath (1: 545) menyatakan,
(مَنْ
بَنَى مَسْجِدًا) التَّنْكِير فِيهِ لِلشُّيُوعِ فَيَدْخُلُ فِيهِ
الْكَبِير وَالصَّغِير ، وَوَقَعَ فِي رِوَايَةِ أَنَس عِنْدَ
التِّرْمِذِيِّ صَغِيرًا أَوْ كَبِيرًا
“Maksud dari “siapa yang membangun masjid” digunakan isim nakirah
yang menunjukkan keumuman, sehingga maksud hadits adalah siapa yang
membangun masjid besar maupun kecil. Dalam riwayat Anas yang dikeluarkan
oleh Tirmidzi yang mendukung yang menyatakan dengan masjid kecil atau
besar.”Masih melanjutkan penjelasan Ibnu Hajar, yang diterangkan dalam hadits di atas adalah cuma bahasa hiperbolis. Karena tak mungkin tempat burung menaruh telur dan menderum yang seukuran itu dijadikan tempat shalat. Ada riwayat Jabir semakin memperkuat hal ini.
Sebagian ulama lainnya menafsirkan hadits tersebut secara tekstual. Maksudnya, siapa membangun masjid dengan menambah bagian kecil saja yang dibutuhkan, tambahan tersebut seukuran tempat burung bertelur; atau bisa jadi caranya, para jama’ah bekerja sama untuk membangun masjid dan setiap orang punya bagian kecil seukuran tempat burung bertelur; ini semua masuk dalam istilah membangun masjid. Karena bentuk akhirnya adalah suatu masjid dalam benak kita, yaitu tempat untuk kita shalat.
Berarti penjelasan Ibnu Hajar di atas menunjukkan bahwa jika ada yang menyumbang satu sak semen saja atau bahkan menyumbang satu bata saja, sudah mendapatkan pahala untuk membangun masjid … masya Allah.
Yang Penting Ikhlas Ketika Menyumbang
Berapa pun besar sumbangan untuk masjid harus didasari niatan ikhlas karena Allah. Karena yang dimaksud lillah, kata Ibnu Hajar adalah ikhlas (karena Allah). (Fath Al-Bari, 1: 545). Jadi, pahala besar membangun masjid yang disebutkan dalam hadits yang kita kaji bisa diraih ketika kita ikhlas dalam beramal, bukan untuk cari pujian atau balasan dari manusia.Maksud Dibangunkan Bangunan Semisal di Surga
Hadits tentang keutamaan membangun masjid juga disebutkan dari hadits Utsman bin Affan. Di masa Utsman yaitu tahun 30 Hijriyah hingga khilafah beliau berakhir karena terbunuhnya beliau, dibangunlah masjid Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Utsman katakan pada mereka yang membangun sebagai bentuk pengingkaran bahwa mereka terlalu bermegah-megahan. Lalu Utsman membawakan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ بَنَى اللَّهُ لَهُ فِى الْجَنَّةِ مِثْلَهُ
“Siapa yang membangun masjid karena Allah, maka Allah akan membangun baginya semisal itu di surga.” (HR. Bukhari no. 450 dan Muslim no. 533).Kata Imam Nawawi rahimahullah, maksud akan dibangun baginya semisal itu di surga ada dua tafsiran:
1- Allah akan membangunkan semisal itu dengan bangunan yang disebut bait (rumah). Namun sifatnya dalam hal luasnya dan lainnya, tentu punya keutamaan tersendiri. Bangunan di surga tentu tidak pernah dilihat oleh mata, tak pernah didengar oleh telinga, dan tak pernah terbetik dalam hati akan indahnya.
2- Keutamaan bangunan yang diperoleh di surga dibanding dengan rumah di surga lainnya adalah seperti keutamaan masjid di dunia dibanding dengan rumah-rumah di dunia. (Syarh Shahih Muslim, 5: 14)
Masjid Hanya untuk Ajang Pamer dan Saling Bangga
Yang tercela adalah jika masjid cuma untuk bermegah-megahan, bukan untuk tujuan ibadah atau berlomba dalam kebaikan. Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَبَاهَى النَّاسُ فِى الْمَسَاجِدِ
“Kiamat tidaklah terjadi hingga manusia berbangga-bangga dalam membangun masjid”
(HR. Abu Daud no. 449, Ibnu Majah no. 739, An-Nasa’i no. Ahmad 19: 372.
Syaikh ‘Abdullah Al-Fauzan menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim, perawinya tsiqah. Al-Hafizh Abu Thahir juga menyimpulkan bahwa sanad hadits ini shahih).Itulah kenyataan yang terjadi saat ini di tengah-tengah kaum muslimin. Syaikh Abdullah bin Shalih Al-Fauzan hafizhahullah berkata, “Yang dimaksud hadits adalah saling menyombongkan diri dengan masjidnya masing-masing. Ada yang nanti berujar, wah masjidku yang paling tinggi, masjidku yang paling luas atau masjidku yang paling bagus. Itu semua dilakukan karena riya’ dan sum’ah, yaitu mencari pujian. Itulah kenyataan yang terjadi pada kaum muslimin saat ini.” (Minhah Al-‘Allam, 2: 495). Itulah tanda kiamat semakin dekat.
Semoga bermanfaat. Semoga artikel ini semakin memotivasi kita untuk membangun masjid di dunia, sehingga Allah menjadikan kita rumah yang indah dan penuh kenikmatan di surga. Wallahu waliyyut taufiq.
Label:
BERITA
Sabtu, 26 November 2016
MUSLIM DALAM BERITA
3 Amalan yang Tak Akan Putus Pahalanya
Saat manusia telah meninggal dunia, segala amal ibadahnya di dunia telah terputus. Manusia telah terbebas dari segala urusan duniawi. Namun, bukan berarti manusia yang telah meninggal tersebut telah terbebas dari segala pertanggung jawabannya. Mereka kelak tetap harus mempertanggung jawabkan segala perbuatan selama hidup di dunia di hadapan sang khaliq, Allah SWT.
Amalan yang baik akan dibalas oleh Allah dengan surga yang keindahannya hingga saat ini belum dapat diungkapkan dengan ungkapan kata kata manusia, begitupun segala dosa yang telah diperbuat pun juga akan mendapatkan balasan yang setimpal, neraka jahanam di mana bahan bakar yang digunakan di sana adalah batu dan manusia itu sendiri.
Kembali kepada pembahasan awal, bahwa manusia yang telah meninggal dunia akan terputus dari segala urusan dunia, amal mereka akan terputus. Namun, ada tiga hal yang tidak akan terputus sebagaimana telah disabdakan oleh Rasulullah SAW. Ketiga hal tersebut adalah ilmu yang bermanfaat, shodaqoh jariyah, dan anak yang soleh dan solehah.
Nabi Muhammad telah menjelaskan kepada umatnya bahwa kelak saat manusia telah meninggal dunia maka hanya akan ada tiga amalan yang pahalanya tidak akan pernah terputus. Hal tersebut merupakan isi dari sebuah hadits yang telah diakui kebenarannya.
Ilmu yang bermanfaat adalah satu dari tiga amalan yang pahalanya tidak akan terputus. Oleh sebab itu, Nabi Muhammad sampai menerangkan bahwa sebaiknya umatnya menuntut ilmu sampai ke negeri China, di mana maksudnya adalah umat muslim hendaknya menuntut ilmu yang setinggi tingginya, supaya dapat diamalkan dan ditularkan kepada umat yang lain. Ilmu Allah yang disebar di dunia ini tidak akan pernah habis walaupun diambil sampai kapan pun.
Shodaqoh jariyah merupakan bagian yang sangat penting dalam amalan yang tidak akan pernah terputus. Shodaqoh jariyah yang dilakukan secara tepat, manfaatnya akan tetap kembali kepada pelakunya walaupun ia sudah meninggal dunia. Manfaat yang ditimbulkan dari shodaqoh tersebut akan memberikan pahala yang tak akan terputus.
Anak soleh dan solehah pun juga akan memberikan pahala yang tidak akan terputus, dengan doa doa yang mereka panjatkan kepada kedua orang tua yang telah meninggal. Maka dari itu, orang tua diharapkan mendidik putra putri mereka hingga kelak menjadi anak anak yang soleh dan solehah yang dapat mendoakan orang tua.
Saat manusia telah meninggal dunia, segala amal ibadahnya di dunia telah terputus. Manusia telah terbebas dari segala urusan duniawi. Namun, bukan berarti manusia yang telah meninggal tersebut telah terbebas dari segala pertanggung jawabannya. Mereka kelak tetap harus mempertanggung jawabkan segala perbuatan selama hidup di dunia di hadapan sang khaliq, Allah SWT.
Amalan yang baik akan dibalas oleh Allah dengan surga yang keindahannya hingga saat ini belum dapat diungkapkan dengan ungkapan kata kata manusia, begitupun segala dosa yang telah diperbuat pun juga akan mendapatkan balasan yang setimpal, neraka jahanam di mana bahan bakar yang digunakan di sana adalah batu dan manusia itu sendiri.
Kembali kepada pembahasan awal, bahwa manusia yang telah meninggal dunia akan terputus dari segala urusan dunia, amal mereka akan terputus. Namun, ada tiga hal yang tidak akan terputus sebagaimana telah disabdakan oleh Rasulullah SAW. Ketiga hal tersebut adalah ilmu yang bermanfaat, shodaqoh jariyah, dan anak yang soleh dan solehah.
Nabi Muhammad telah menjelaskan kepada umatnya bahwa kelak saat manusia telah meninggal dunia maka hanya akan ada tiga amalan yang pahalanya tidak akan pernah terputus. Hal tersebut merupakan isi dari sebuah hadits yang telah diakui kebenarannya.
Ilmu yang Bermanfaat
Ilmu yang bermanfaat adalah satu dari tiga amalan yang pahalanya tidak akan terputus. Oleh sebab itu, Nabi Muhammad sampai menerangkan bahwa sebaiknya umatnya menuntut ilmu sampai ke negeri China, di mana maksudnya adalah umat muslim hendaknya menuntut ilmu yang setinggi tingginya, supaya dapat diamalkan dan ditularkan kepada umat yang lain. Ilmu Allah yang disebar di dunia ini tidak akan pernah habis walaupun diambil sampai kapan pun.
Shodaqoh Jariyah
Shodaqoh jariyah merupakan bagian yang sangat penting dalam amalan yang tidak akan pernah terputus. Shodaqoh jariyah yang dilakukan secara tepat, manfaatnya akan tetap kembali kepada pelakunya walaupun ia sudah meninggal dunia. Manfaat yang ditimbulkan dari shodaqoh tersebut akan memberikan pahala yang tak akan terputus.
Anak Soleh dan Solehah
Anak soleh dan solehah pun juga akan memberikan pahala yang tidak akan terputus, dengan doa doa yang mereka panjatkan kepada kedua orang tua yang telah meninggal. Maka dari itu, orang tua diharapkan mendidik putra putri mereka hingga kelak menjadi anak anak yang soleh dan solehah yang dapat mendoakan orang tua.
sumber : beritamuslim.com
Label:
BERITA
Langganan:
Postingan (Atom)